Musim Hujan, Waspadai Ancaman Penyakit Hepatitis A!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hepatitis A adalah salah satu penyakit yang menyerang ketika musim hujan .. Menurut Badan kesehatan Dunia WHO, virus hepatitis A berada pada puncaknya saat musim hujan. Penderita hepatitis A umumnya menunjukkan gejala seperti demam, rasa lelah, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, mata berwarna kuning, hingga urin yang berwarna seperti teh pekat.
Gejala yang dirasakan mulai dari ringan hingga berat. Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM menilai bahwa sepanjang pengalaman klinisnya, jumlah kasus penyakit ini akan meningkat di akhir musim kemarau dan di masa awal musim hujan seperti sekarang.
Baca Juga : Selulit Tidak Bisa Hilang, Tapi Hanya Bisa Dicegah, Ini Caranya
"Hepatitis A merupakan infeksi organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A, ditularkan melalui makanan dan minuman. Pada beberapa kasus juga bisa karena kontak langsung," kata Prof. Ari yang juga peneliti ini.
Masa inkubasi virus ini sendiri dalam tubuh selama 15-50 hari (rata-rata 28 hari), sementara masa penyembuhannya kurang lebih dua minggu. Ia mengingatkan, hubungan seksual juga dapat menularkan virus ini baik secara anal atau oral.
Virus ini, lanjut dr Ari, terdapat pada feses pasien yang terinfeksi, oleh karena itu makanan dan minuman menjadi media utama penyebab penularan infeksi ini. Dibenarkan oleh dr. Olivia Ekaputri bahwa hepatitis A disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Baca Juga : Anda Sudah Divaksin Covid-19, Cuci Tangan Tetap Penting Lho!
"Hampir semua pasien Hepatitis A yang sembuh memiliki imunitas. Hanya sebagian kecil yang dapat mengalami hepatitis fulminan (akut) dan dapat menyebabkan kematian karena kerusakan sel hati yang masif," kata dr. Olivia.
Ia melanjutkan, hepatitis A adalah penyakit hepatitis yang paling ringan. Penderita bisa sembuh sendiri dengan beristirahat total. Adapun dampak yang ditimbulkan akibat hepatitis A tidaklah separah hepatitis B, C, D dan E. Hepatitis B dan C misalnya, bersifat kronis dan berisiko menimbulkan sirosis hati maupun kanker hati yang bisa berujung kematian. Adapun penanganan hepatitis A sebetulnya tidak ada penanganan khusus, mengingat pemulihannya hanya bergantung pada sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga : Trik Menjaga Kualitas Udara dalam Ruangan Rumah Anda dengan ‘Lidah Mertua’
Yang bisa dilakukan adalah langkah pengobatan untuk meringankan gejala yang dialami, yaitu istirahat total, penggunaan obat pereda nyeri, demam, seperti parasetamol dan ibuprofen sesuai resep dokter, menghindari makanan berlemak dan makan dengan porsi sedikit.Yang tak kalah penting adalah menggiatkan kampanye Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) di tatanan individu, rumah tangga, hingga masyarakat. Sri Noviarni
Gejala yang dirasakan mulai dari ringan hingga berat. Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM menilai bahwa sepanjang pengalaman klinisnya, jumlah kasus penyakit ini akan meningkat di akhir musim kemarau dan di masa awal musim hujan seperti sekarang.
Baca Juga : Selulit Tidak Bisa Hilang, Tapi Hanya Bisa Dicegah, Ini Caranya
"Hepatitis A merupakan infeksi organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A, ditularkan melalui makanan dan minuman. Pada beberapa kasus juga bisa karena kontak langsung," kata Prof. Ari yang juga peneliti ini.
Masa inkubasi virus ini sendiri dalam tubuh selama 15-50 hari (rata-rata 28 hari), sementara masa penyembuhannya kurang lebih dua minggu. Ia mengingatkan, hubungan seksual juga dapat menularkan virus ini baik secara anal atau oral.
Virus ini, lanjut dr Ari, terdapat pada feses pasien yang terinfeksi, oleh karena itu makanan dan minuman menjadi media utama penyebab penularan infeksi ini. Dibenarkan oleh dr. Olivia Ekaputri bahwa hepatitis A disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Baca Juga : Anda Sudah Divaksin Covid-19, Cuci Tangan Tetap Penting Lho!
"Hampir semua pasien Hepatitis A yang sembuh memiliki imunitas. Hanya sebagian kecil yang dapat mengalami hepatitis fulminan (akut) dan dapat menyebabkan kematian karena kerusakan sel hati yang masif," kata dr. Olivia.
Ia melanjutkan, hepatitis A adalah penyakit hepatitis yang paling ringan. Penderita bisa sembuh sendiri dengan beristirahat total. Adapun dampak yang ditimbulkan akibat hepatitis A tidaklah separah hepatitis B, C, D dan E. Hepatitis B dan C misalnya, bersifat kronis dan berisiko menimbulkan sirosis hati maupun kanker hati yang bisa berujung kematian. Adapun penanganan hepatitis A sebetulnya tidak ada penanganan khusus, mengingat pemulihannya hanya bergantung pada sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga : Trik Menjaga Kualitas Udara dalam Ruangan Rumah Anda dengan ‘Lidah Mertua’
Yang bisa dilakukan adalah langkah pengobatan untuk meringankan gejala yang dialami, yaitu istirahat total, penggunaan obat pereda nyeri, demam, seperti parasetamol dan ibuprofen sesuai resep dokter, menghindari makanan berlemak dan makan dengan porsi sedikit.Yang tak kalah penting adalah menggiatkan kampanye Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) di tatanan individu, rumah tangga, hingga masyarakat. Sri Noviarni
(wur)